obat kangker anti muntah, obat kangker anti muntah cocok untuk ibu hamil
Kangker
1.
OBAT
KANGKER ANTI MUNTAH
a. Antagonis
5-HT3 paling efektif dalam
pencegahan dan pengobatan mual akibat kemoterapi dan muntah (CINV), terutama
yang disebabkan oleh obat-obatan yang sangat emetogenik seperti cisplatin; bila digunakan untuk tujuan ini,
mereka dapat diberikan sendiri atau, lebih sering, dengan glukokortikoid,
biasanya deksametason. Obat biasanya diberikan secara
intravena, sesaat sebelum pemberian agen kemoterapi,[2] meskipun beberapa ahli
berpendapat bahwa pemberian oral mungkin lebih disukai.[3] Pemberian bersamaan dengan antagonis reseptor NK1,
seperti aprepitant, secara signifikan meningkatkan kemanjuran 5-HT3 antagonis dalam
mencegah CINV baik yang akut maupun yang tertunda.
Contoh obat:
1.
Ondansetron dapat diberikan secara IV 30 menit sebelum kemoterapi. Harus
digunakandosis efektif terkecil, 8 – 32 mg. terapi oral disarankan 8 – 24 mg,
30 menit sebelumkemoterapi.
2.
Pada dewasa dan anak
di atas 2 tahun, granisetron dapat
diberikan secara infus IV 10mcg/kgBB selama 5 menit, 30 menit sebelum diberikan
kemoterapi, hanya pada pemberian kemoterapi. Pada dewasa dapat diberikan
granisetron 1 – 2 mg per oral.
3.
Dolasetron mesilat dapat
diberikan dalam dosis tunggal 1,8 mg/kg pada orang dewasa atau dalamdosis tetap
100 mg IV dalam 30 detik atau infus (diencerkan) 15 menit. Untuk anak umur
2 – 16 tahun dolasentron dapat diberikan dengan dosis sama.
4.
Pilihan lain unutk
mencegah mual-muntah sebelum kemoterapi adalah palonestron 025 mgIV selama 30 detik, 30 menit sebelum kemoterapi.
b. Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat
ini di otak dan digunakan untuk mengobati rasa mual dan muntah karena penyakit
kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat sitotoksik dan anstesi
umum. Selain dopamin, ada juga obat
yang disebut Metoclopramide yang
juga bekerja pada salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna
pada rasa ingin muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.
efektif pada berbagai kondisi, termasuk mabuk kendaraan
dan mabuk pagi berat pada masa kehamilan. Antihistamin mencegah mual dan muntah
dengan cara menghambat histamin dalam tubuh. Namun untuk pasien kemoterapi
efeknya kurang kuat. Dari kelas benzamida misalnya metoklopramida, adalah
antiemesis yang bekerja dengan menghambat dopamin.
Ø Pasien yang menerima
terapi regimen tingkat 2, dapat menggunakan deksametason 8 – 20 mg, Iv atau
oral sebagai pencegah mual-muntah. Proklorperazin 10 mg, IV atau oral juga dapat
digunakan pada orang dewasa sebagai pilihan.
Ø Aprepitan, reseptor
antagonis senyawa P/NK1, dikombinasi dengan SSRI dan kortikosteroid, per oral
(125 mg hari 1 dan 80 mg hari ke 2 dan ke 3) menunjukkan efektivitas akut pada
pengendalian mual muntal akibat regimen dasar sisplatin dosis tinggi.
Ø Deksametason, metoklopramid atau SSRI direkomendasikan untuk emesis post
kemoterapi yang muncul terlambat
Ø Benzodiazepin terutama lorazepam,
terapi alternatif yang terbaik untuk mengantisi pasien mual muntah karena
kemoterapi. Dosis regimen,satu dosis satu malam sebelum kemoterapi dandosis
ganda pada setiap terapi kemoterapi.
Ø Aprepitan merupakan antagonis reseptor neurokinin 1, obat ini digunakan
untuk pencegahan mual dan muntah akut maupun yang tertunda akibat kemoterapi
sitotoksik yang mengandung sisplatin; obat ini diberikan bersama dengan
deksametason dan antagonis 5HT3.
Ø Nabilon adalah kanabinoid sintetik yang memiliki efek antiemetik.
Obat ini dapat digunakan untuk mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi
sitotoksik, yang tidak responsif dengan antiemetik konvensional. Efek samping
meliputi rasa kantuk dan pusing yang sering muncul pada dosis lazim
2.
OBAT
KANGKER ANTI MUNTAH BOLEH DAN TIDAK BOLEH UNTUK IBU HAMIL
No
|
Nama Obat
|
Kategori
|
1.
|
Ondansetron
|
B
|
2.
|
Granisetron
|
B
|
3.
|
Dolasetron mesilat
|
B
|
4.
|
Palonestron (granistron)
|
B
|
5.
|
B
|
|
6.
|
Metoclopramide
|
B
|
7.
|
Aprepitan
|
B
|
8.
|
Nabilon
|
C
|
9.
|
C
|
|
10.
|
C
|
|
11.
|
Dopamin
|
C
|
12.
|
Deksametason
|
C
|
13.
|
Proklorperazin
|
C
|
14.
|
Lorazepam
|
D
|
Tingkat keaman penggunaan obat pada
kehamilan dan ibu menyusui menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
1. Obat
Kategori A: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada
kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester
berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan
janin.
2. Obat
Kategori B: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali
adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada
trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko.
3. Obat
Kategori C: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem
reproduksi binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin.
Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya
dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin
terjadi pada janin.
4. Obat
Kategoti D: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi
janin. Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih
besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk
mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih
aman.
5. Obat
Kategori X: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang
percobaan maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat
golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil,
atau kemungkinan dalam keadaan hamil.
Lebih gampangnya dapat diartikan sebagaimana berikut
:
A= Tidak berisiko
B= Tidak berisiko pada beberapa
penelitian
C= Mungkin berisiko
D= Ada bukti positif dari risiko
X= Kontraindikasi
Komentar
Posting Komentar